Refleksi Sumpah Pemuda di Tahun Politik
Hadi Putra/ Mahasiswa Pascasarjana ITB NOBEL Indonesia
Semangat Sumpah Pemuda masih sangat selaras diterapkan saat ini.Implementasi nilai-nilai Sumpah Pemuda pada tahun politik menjadi penting. Setidaknya komitmen 95 tahun silam harus tetap terpelihara dengan baik..
Peringatan sekarang sudah tidak sekhidmat dulu lagi. Antusiasme peringatan menjadi semakin hambar. Terkadang upacara dengan berpakaian adat pundi gelar tanpa kebanggaan. Teriakan Sumpah Pemuda seakan auman singa tua ompong tanpa wujud implementasi karakter pemudanya. Pemuda tidak lagi sadar bahwa dirinya adalah generasi harapan bangsa. Meski tidak dapat disamaratakan, namun gen z lebih menikmati kondisi yang ada di hadapannya tanpa menyadari tantangan pada masa mendatang.
Pemuda yang berproses pada puncak tahun 1928 adalah pemuda dengan kesadaran dan semangat penuh bahwa bangsa Indonesia harus bersatu jika ingin merdeka. Mereka menyadari sepenuhnya bahwa banyak perbedaan diantara mereka namun realitas untuk sama-sama mewujudkan cita-cita merdeka mampu mengesampingkan beda budaya dan bahasa. Roh Sumpah Pemuda untuk saling menghargai dan menghormati perbedaan perlu diejawantahkan dengan serius sekarang. Jika kesadaran ini diabaikan oleh pemuda, maka sangat mudah melempar isu perbedaan diantara mereka. Pemuda menjadi berpikiran skeptis dan sempit. Mereka lupa bahwa terkotak-kotaknya pemdi uda memang diharapkan oleh siapa saja yang ingin melemahkan sebuah bangsa. Karena secara nyata, pemuda selalu ada di garda terdepan setiap perubahan. Tahun 1908, 1928, 1945, dan era Reformasi 1998, mencatat bahwa pemuda dan mahasiswa menorehkan tinta emas di generasinya.
Ruang diskusi untuk setiap proses regulasi haruslah memadai khususnya bagi objek regulasi. Kebutuhan pemuda haruslah dirumuskan secara basis data sehingga hak partisipatif pemuda menjadi starting point. Semangat menyalurkan energi positif dalam semua wilayah kehidupan haruslah dimulai dari pemerintah untuk diikuti oleh pemuda dalam menemukan jati dirinya. Keteladanan sikap, cara berpikir dan bertindak serta cara memberikan pernyataan para pemimpin bangsa di semua tingkatan pemerintahan haruslah mampu dijadikan panutan oleh generasi muda. Ketika contoh baik itu didapat dengan mudah oleh pemuda maka akan sejalan konsep kepemimpinan nasional yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarsa sung tuladha. Artinya seorang pemimpin itu jika berada di depan maka harus mampu memberikan contoh yang baik. Namun jika pemuda mendapat kesulitan mencari figure baik sebagai idolanya maka yang terjadi adalah teaching order and the finding disorder. Pemuda akan mengalami frustrasi dan puncaknya terjadi Penurunan moral terhadap pemuda yang jumlahnya sangat signifikan dalam demografi.
Memasuki tahun politik, pemuda dipastikan menjadi objek yang diperebutkan untuk mendulang suara. hadirnya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto menunjukkan ada keterwakilan generasi muda yang akan bertarung di level kepemimpinan nasional meskipun pada situasi kontroversial. Terlepas dari semua proses yang memicu pro-kontra, ada sisi lain yang harus ditangkap oleh generasi muda yaitu subyek pemuda. Masyarakat tidak harus alergi, biarkan sejarah yang menguji kehadiran seorang pemuda. Proses yang mengantar kehadiran pemuda adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kualitas pemuda. Maka saat inilah bangsa Indonesia sedang diuji komitmennya terhadap semangat regenerasi anak bangsa. Apa pun hasilnya dalam pilpres nanti, yang pasti telah tersedia pintu kesempatan bagi generasi muda Indonesia seluruhnya di masa mendatang. Semoga pintu itu menjadi jembatan emas bagi siapa pun pemuda Indonesia untuk mendapatkan kepercayaan sebagai pemimpin bangsa.
Menyadari tidak mudahnya bagi pemuda untuk tampil mandiri dengan kualitas diri yang memadai dalam proses pemilu, maka penguatan SDM pemuda menjadi kebutuhan penting. Namun, di sisi lain perlu dipertimbangkan secara utuh peran partai dalam semua proses munculnya pemimpin di setiap level pemerintahan. Partai wajib menjamin regulasinya agar kader muda dapat mencapai puncak karir politik berdasar keadilan dan fair play. Pemuda saat ini telah memiliki cara tersendiri dalam memandang proses perubahan menuju Indonesia yang adil dalam kemakmuran, dan makmur dalam keadilan. Di bumi yang berputar pasti ada dinamikanya dan pemuda selalu menjadi corak yang menarik.