PAHALA HAJI DAN UMRAH TIDAK BOLEH BERHENTI
Oleh Wahyun Mawardi
Jamaah haji kloter 9 UPG 2024
Syukur Alhamdulillah sebagian besar jamaah haji termasuk penulis sendiri sudah kembali ke tanah air setelah melaksanakan rangkaian ibadah haji dan umrah. Tentu suasana haru terasa bagi setiap jamaah, termasuk rasa rindu untuk ingin kembali ke tanah suci Mekkah dan Madinah melaksanakan rangkaian ibadah yang telah dirasakan para jamaah yang tentu beda dengan pelaksanaan ibadah di tanah air, tapi tidak perlu merasa sedih dan gundah karena berpisah dengan tanah suci, berikut saya kemukakan beberapa amalan yang dapat terus kita lakukan agar pahala ibadah, terutama haji dan umrah tetap kita bisa dapatkan.
Dalam beberapa hadits dijelaskan, ada beberapa amalan yang kalau dilakukan dengan penuh keikhlasan dan konsisten, maka pahala dari amalan tersebut setara dengan ibadah haji. Di antara amalan yang ganjarannya setara dengan ibadah haji dan umrah ialah sebagai berikut :
- Konsisten shalat jamaah lima waktu di masjid dan shalat dhuha.
Shalat berjamaah lebih utama dibanding shalat sendirian. Selain mendapatkan pahala dua puluh tujuh kali lipat, shalat berjamaah di masjid juga dilimpahkan pahala ibadah haji bila dilakukan terus-menerus. Sementara orang yang mengerjakan shalat dhuha di masjid dihadiahi pahala ibadah umrah.
Penjelasan ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Umamah bahwa Rasulullah berkata :
“Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan shalat fardhu akan diberikan pahala ibadah haji. Sementara orang yang keluar rumah untuk mengerjakan shalat dhuha dan tidak ada tujuan lain selain itu, maka akan diberikan pahala umrah,” (HR Abu Daud).
2.Zikir setelah shalat shubuh berjamaah sampai terbit matahari, lalu shalat dua rakaat.
Selain shalat lima waktu, orang yang berzikir setelah shalat shubuh juga diberikan pahala ibadah haji dan umrah. Syaratnya, dia harus tetap berzikir di masjid sampai terbit matahari, kemudian mengerjakan shalat sunnah dua rakaat.
Hal ini berdasarkan riwayat dari Anas bahwa Rasulullah berkata :
” Siapa yang mengerjakan shalat subuh berjemaah, kemudian dia tetap duduk sambil dzikir sampai terbit matahari dan setelah itu mengerjakan shalat dua rakaat, maka akan diberikan pahala haji dan umrah,” (HR At-Tirmidzi).
Zikir yang dimaksud dalam hadits di atas tidak sebatas melafalkan kalimat zikir, tetapi juga termasuk mengikutinya majelis ilmu dan agama, seperti mengikuti pengajian atau kuliah subuh di masjid.
Hal itu dilakukan sampai terbit matahari dan sekira matahari setinggi tombak, sekitar lima belas menit setelah terbitnya matahari, disunahkan shalat dua rakaat. Shalat dua rakaat itu dinamakan dengan shalat sunah isyraq.
3.Pergi ke masjid untuk menuntut ilmu atau mencari kebaikan.
Tidak hanya ibadah shalat yang mendapatkan pahala haji dan umrah, menuntut ilmu dan mengajar di masjid pun diberikan pahala ibadah haji. Sebagaimana penjelasan dari riwayat Abu Umamah bahwa Rasul berkata :
Siapa yang berangkat ke masjid hanya untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, diberikan pahala seperti pahala ibadah haji yang sempurna hajinya, (HR At-Thabarani).
4.Berbakti. Kepada orang tua
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Ada seseorang yang mendatangi Rasululah SAW dan ia sangat ingin pergi berjihad namun tidak mampu. Rasulullah SAW bertanya padanya apakah salah satu dari kedua orang tuanya masih hidup. Ia jawab, ibunya masih hidup.
Rasul pun berkata padanya, “Bertakwalah pada Allah dengan berbuat baik pada ibumu. Jika engkau berbuat baik padanya, maka statusnya adalah seperti berhaji, berumrah dan berjihad.” (HR. Ath-Thabrani )
5.Membaca Tasbih, Tahmid dan Takbir Setelah Shalat*
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
“Ada orang-orang miskin datang menghadap Nabi SAW. Mereka berkata, orang-orang kaya itu pergi membawa derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal. Mereka shalat sebagaimana kami shalat. Mereka puasa sebagaimana kami berpuasa. Namun mereka memiliki kelebihan harta sehingga bisa berhaji, berumrah, berjihad serta bersedekah. Nabi SAW lantas bersabda, “ _Maukah kalian aku ajarkan suatu amalan yang dengan amalan tersebut kalian akan mengejar orang yang mendahului kalian dan dengannya dapat terdepan dari orang yang setelah kalian. Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kalian, kecuali orang yang melakukan hal yang sama seperti yang kalian lakukan. Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di setiap akhir shalat sebanyak tiga puluh tiga kali.” Kami pun berselisih. Sebagian kami bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali, bertakbir tiga puluh empat kali. Aku pun kembali padanya. Nabi SAW bersabda, “Ucapkanlah subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar, sampai tiga puluh tiga kali.” (HR. Bukhari )
Meskipun kelima amalan di atas diberikan pahala ibadah haji dan umrah, bukan berarti amalan tersebut sebagai pengganti kewajiban haji dan umrah.
Pahala kelima amalan di atas diserupakan atau nilanya sama dengan pahala ibadah haji dan umrah, ini tentunya bertujuan untuk memotivasi (targhib) umat Islam untuk melakukannya.
Semoga kita yang telah dan belum melaksanakan ibadah haji dan umrah dapat melaksanakan kelima amalan di atas dengan ikhlas dan konsisten sehingga kita terus mendapatkan pahala (nilai) ibadah haji dan umrah. Aamiin.
Wallahu A’lam bi sawab
Makassar, 2 Muharram 1446 H./ 8 Juli 2024