Merawat IMM, Bukan Merusak IMM
Refleksi Milad Ke 61 Tahun IMM
Hadi Eka Saputra.S.E.,M.M

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah organisasi yang lahir dari rahim Muhammadiyah, dengan tujuan menciptakan kader-kader yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan komitmen terhadap nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Sebagai organisasi yang telah berusia puluhan tahun, IMM memiliki sejarah panjang dalam berkontribusi bagi kemajuan umat dan bangsa. Namun, seperti halnya organisasi lain, IMM tidak luput dari tantangan internal yang dapat menggerogoti esensi dan tujuan mulianya. Oleh karena itu, merawat IMM adalah sebuah keharusan, bukan merusaknya dengan sikap dan tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar organisasi ini.
Pertama, merawat IMM berarti menjaga komitmen terhadap nilai-nilai dasar organisasi. IMM didirikan dengan tiga nilai utama: keislaman, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan. Ketiga nilai ini harus menjadi landasan setiap gerakan dan aktivitas kader IMM. Sayangnya, dalam praktiknya, tidak jarang kita melihat kader yang terjebak dalam kepentingan pragmatis, seperti perebutan kekuasaan atau pencarian popularitas semata. Hal ini jelas merusak citra dan esensi IMM sebagai organisasi yang seharusnya mengedepankan nilai-nilai keislaman dan kebersamaan.
Kedua, merawat IMM berarti menjaga semangat intelektualisme. IMM lahir dari kalangan mahasiswa, yang notabene adalah kelompok intelektual muda. Sebagai kader IMM, sudah seharusnya kita terus mengasah kemampuan berpikir kritis, membaca realitas sosial, dan memberikan solusi atas berbagai persoalan umat. Namun, yang sering terjadi adalah kader IMM terjebak dalam rutinitas seremonial tanpa substansi. Diskusi-diskusi yang seharusnya menjadi ruang untuk mengasah intelektual justru diisi dengan pembicaraan yang dangkal dan tidak berbasis ilmu. Jika hal ini terus dibiarkan, IMM akan kehilangan roh intelektualismenya.
Ketiga, merawat IMM berarti menjaga solidaritas dan persaudaraan. IMM adalah organisasi yang dibangun atas dasar ukhuwah (persaudaraan). Namun, dalam kenyataannya, konflik internal sering kali terjadi, baik di tingkat lokal maupun nasional. Konflik ini tidak jarang berujung pada perpecahan yang merugikan organisasi. Sebagai kader IMM, kita harus mampu mengedepankan dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan setiap perbedaan. Merusak IMM dengan konflik yang tidak produktif hanya akan melemahkan organisasi ini di mata publik.
Keempat, merawat IMM berarti menjaga independensi dan netralitas. IMM adalah organisasi otonom yang tidak boleh terkooptasi oleh kepentingan politik praktis. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat kecenderungan sebagian kader IMM yang terjun ke dalam politik praktis dengan membawa nama organisasi. Hal ini tidak hanya merusak citra IMM, tetapi juga mengancam independensi organisasi. IMM harus tetap menjadi ruang yang netral, di mana setiap kader dapat mengembangkan diri tanpa terpengaruh oleh kepentingan politik sesaat.
Terakhir, merawat IMM berarti menjaga relevansi organisasi dengan realitas sosial. IMM harus terus beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan identitasnya. Isu-isu kontemporer seperti kesetaraan gender, lingkungan hidup, dan keadilan sosial harus menjadi perhatian kader IMM. Dengan demikian, IMM tidak hanya menjadi organisasi yang eksis di masa lalu, tetapi juga mampu menjawab tantangan masa kini dan masa depan.
Dalam konteks ini, merawat IMM adalah tanggung jawab setiap kader. Kita harus sadar bahwa IMM bukanlah organisasi yang sempurna, tetapi ia memiliki potensi besar untuk berkontribusi bagi kemajuan umat dan bangsa. Merusak IMM dengan sikap dan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai organisasi hanya akan menghancurkan warisan berharga yang telah dibangun oleh para pendahulu kita. Mari kita jaga IMM dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, agar organisasi ini tetap menjadi mercusuar bagi generasi muda Islam di Indonesia.