Meneguhkan Kepemimpinan Muhammadiyah–Aisyiyah: Integrasi Nilai, Gerakan, dan Ideologi
Oleh :Dr Wahyun Mawardi M.Pd
Disampaikan di Agenda Muspimwil I Aisyiyah Sulbar

Dalam dinamika kehidupan umat dan bangsa, Muhammadiyah dan Aisyiyah telah menjadi dua pilar penting yang memainkan peran signifikan dalam membangun masyarakat berkemajuan. Hal ini tak lepas dari kekuatan tiga fondasi utama yang menopang gerakannya: kepemimpinan yang kolektif-kolegial, karakter gerakan yang berdimensi dakwah, tajdid, dan sosial, serta ideologi yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Kepemimpinan dalam Muhammadiyah dan Aisyiyah bukanlah soal figur, tetapi soal sistem dan nilai. Model kepemimpinan kolektif-kolegial memastikan bahwa setiap keputusan lahir dari musyawarah dan mengakomodasi keberagaman pandangan. Nilai-nilai seperti keadilan, tanggung jawab sosial, serta semangat amar ma’ruf nahi munkar menjadi etika dasar dalam setiap langkah kepemimpinan.
Karakter gerakan Muhammadiyah yang menekankan dakwah tidak berhenti pada ceramah atau khutbah, melainkan menyentuh aspek riil kehidupan masyarakat: mendirikan sekolah, rumah sakit, layanan sosial, hingga pemberdayaan ekonomi. Inilah bentuk dakwah yang membumi dan menyentuh langsung kebutuhan umat.
Sementara itu, tajdid atau pembaruan menjadi ciri khas yang membuat Muhammadiyah senantiasa relevan. Di tengah perubahan zaman, Muhammadiyah tidak tinggal diam tetapi aktif menafsirkan ulang ajaran Islam secara kontekstual tanpa kehilangan substansi keislamannya. Inilah kekuatan ideologi Muhammadiyah—berlandaskan tauhid dan misi profetik—yang menjadikannya teguh, progresif, dan tetap moderat.
Kesatuan antara kepemimpinan, karakter gerakan, dan ideologi ini merupakan dasar utama pelaksanaan seluruh program Muhammadiyah–Aisyiyah. Tanpa pemahaman mendalam terhadap ketiganya, arah gerakan akan mudah melenceng dari cita-cita besar: mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Saatnya kita kembali meneguhkan orientasi gerakan ini. Dalam dunia yang semakin kompleks, Muhammadiyah dan Aisyiyah harus terus menjadi pelita perubahan, bukan hanya dalam kata, tetapi juga dalam kerja nyata. Mari satukan visi, kuatkan gerakan, dan kokohkan ideologi demi Indonesia yang lebih berkemajuan.