Kepala Desa Katumbangan Luncurkan Inovasi “Rumah RANDA” untuk Lansia, Didukung Yayasan Mandar Indonesia dan Mahasiswa KOMKELGER Institut Hasan Sulur

Polman, 27 Mei 2025 — Sebuah langkah berani dan inspiratif dilakukan oleh Pemerintah Desa Katumbangan, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar. Kepala Desa Hj. Nuranda Tato, SE., MM., resmi meluncurkan Rumah RANDA (Ruang Mandiri dan Bahagia Bersama Ibu Nuranda Untuk Lansia Desa Katumbangan), sebuah inovasi pelayanan sosial yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia.
Program ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan Desa Katumbangan sebagai pionir Desa Ramah Lansia di Provinsi Sulawesi Barat. Dirancang langsung oleh Kepala Desa, inisiatif ini diperkuat oleh dukungan dari Yayasan Mandar Indonesia serta Mahasiswa Praktik Lapangan Keperawatan Komunitas, Keluarga, dan Gerontik (KOMKELGER) dari Institut Hasan Sulur.
Peluncuran Rumah RANDA dikemas dalam acara bertajuk Pasar Lansia Katumbangan 2025, yang menampilkan berbagai kegiatan seperti bazar produk dan karya lansia, layanan kesehatan, konseling psikososial, serta edukasi literasi. Kegiatan ini juga ditandai dengan penandatanganan Komitmen Bersama Desa Ramah Lansia oleh berbagai pemangku kepentingan.
Acara tersebut turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, antara lain:
- Bupati dan Wakil Bupati Polewali Mandar (yang secara simbolis meresmikan Rumah RANDA)
- Rektor Institut Hasan Sulur
- Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Barat
- Kepala Bidang Resos Dinas Sosial Sulbar
- Ketua TP PKK Kabupaten Polewali Mandar
- Serta para Kepala OPD dari berbagai instansi, termasuk Dinas Sosial, Kesehatan, PMD, DP2KBP3A, Perpustakaan Daerah, Diskominfo, Disperindagkop, hingga Dinas Lingkungan Hidup.
Dalam sambutannya, Hj. Nuranda menegaskan bahwa keberadaan lansia merupakan bagian penting dalam kehidupan desa yang harus dihargai dan diberdayakan.
“Rumah RANDA adalah bentuk cinta desa untuk lansianya. Ini bukan hanya ruang aktivitas, tetapi ekosistem yang mendorong lansia tetap sehat, aktif, produktif, dan bahagia,” ujarnya penuh semangat.
Ketua Yayasan Mandar Indonesia menambahkan bahwa kekuatan utama dari inovasi ini terletak pada sinergi antara pemerintah desa, perguruan tinggi, dan masyarakat lokal.
Sementara itu, Koordinator Mahasiswa KOMKELGER, Syamsia, menekankan bahwa keterlibatan mahasiswa bukan hanya sebagai bagian dari tugas akademik, tetapi juga sebagai bentuk pengabdian sosial.
“Kami belajar dari para lansia, dan kami hadir bukan untuk menggurui, tapi berjalan bersama,” katanya.
Dengan lahirnya Rumah RANDA, Desa Katumbangan menorehkan sejarah baru sebagai pelopor dalam gerakan desa ramah lansia. Inisiatif ini tidak hanya menunjukkan kepemimpinan yang responsif dan inklusif, tetapi juga memperkuat nilai gotong royong dan budaya lokal sebagai fondasi pembangunan sosial yang berkelanjutan.