Keajaiban Shalat Subuh: Kekuatan Sosial dalam Ibadah Berjamaah
Ahad 29 Desember 2024, saya memulai perjalanan penuh makna bersama keluarga istri, anak, dan anak panti yang saya bawa menuju Makassar. Kami berangkat dini hari, berharap perjalanan lebih lancar dan nyaman, tanpa karamaian serta kemacetan. Sesaat setelah saya tidur sejenak untuk menyegarkan diri, kami pun memulai perjalanan sekitar pukul 02.00 dinihari, melewati daerah pegunungan Mamuju yang gelap dan disertai hujan serta kabut yang cukup tebal.
Setibanya di daerah Majene, suara adzan Subuh pun terdengar, menandakan waktu yang tepat untuk melaksanakan kewajiban shalat. Kami pun singgah di sebuah masjid untuk menunaikan shalat berjamaah. Setelah selesai berzikir dan berdoa, kami melanjutkan perjalanan.
Namun, baru lima menit melaju, kami mendengar suara aneh dari ban mobil sebelah kiri suara krik-krik-krik yang mengganggu dan cukup mengkhawatirkan. Saya meminta anak kami, Ahmad, untuk turun dan memeriksa.
Ternyata, setelah diperiksa, kami menemukan bahwa baut ban mobil tersebut sudah longgar dan nyaris terlepas. Kami pun panik, berusaha mencari kunci roda untuk mengencangkan baut yang kendur. Namun, betapa terkejutnya saya, karena kunci roda yang biasanya ada di dalam mobil, ternyata tidak terbawa. Saya langsung menelepon teman di Mamuju untuk mencari tahu apa yang terjadi, dan ternyata kunci roda tersebut sempat dipinjam orang lain dan belum dikembalikan.
Dengan hati yang mulai gelisah, saya berdiri di pinggir jalan, memberi kode pada mobil-mobil yang lewat, berharap ada yang bisa membantu. Namun, suasana yang masih gelap, dan lokasi yang jauh dari keramaian membuat harapan saya semakin menipis. Saya mencoba menelepon teman-teman lagi, namun jawaban mereka hanya mengarahkan saya untuk mencari bantuan dari warga sekitar atau menunggu mobil lewat yang bisa memberi pertolongan.
Tiba-tiba, saya melihat seorang bapak yang sedang jalan-jalan shubuh mendekat. Tanpa banyak berpikir, saya langsung bertanya kepadanya, “Pak, bengkel terdekat dari sini dimana ya?” Belum sempat ia menjawab, saya baru sadar bahwa bapak ini adalah orang yang tadi shubuh kami temui di masjid saat shalat Subuh. Kami sempat saling menyapa, duduk berdampingan dalam keheningan doa, dan kami saling memberi salam sebelum berpisah. Ternyata, beliau adalah sosok yang tidak hanya hadir dalam ibadah, tetapi juga menjadi jalan keluar dari kesulitan yang kami hadapi.
Dengan ramah, beliau menyarankan untuk membawa mobil kami ke bengkel terdekat. Tidak hanya itu, beliau mendampingi kami, mengantar hingga bengkel yang ternyata masih tutup karena waktu Subuh. Namun, berkat kebaikan beliau, dengan komunikasi dengan si pemilik bengkel, akhirnya bengkel dibuka dan kami bisa segera memperbaiki kerusakan pada ban mobil.
Alhamdulillah, setelah beberapa waktu, mobil kami kembali normal dan siap melanjutkan perjalanan.
Dalam hati, saya merenung. Saya merasa inilah salah satu keajaiban yang dapat diperoleh dari shalat Subuh berjamaah di masjid. Lebih dari sekadar ibadah ritual, ternyata ada nilai sosial yang begitu besar. Di tengah keheningan masjid, saya bertemu dengan seseorang yang tanpa ragu, langsung memberi bantuan hanya karena kami saling mengenal dari shalat berjamaah.
Dari pengalaman ini, saya menyadari betapa besar manfaat shalat berjamaah di masjid, bukan hanya dalam konteks pahala dan ibadah kepada Tuhan, tetapi juga dalam konteks sosial. Ibadah yang mempertemukan umat dalam keheningan, mengikat persaudaraan dan saling membantu, tanpa memandang latar belakang.
Sebuah pengalaman yang mengingatkan saya akan sabda Nabi Muhammad SAW yang menekankan pentingnya shalat berjamaah, bahkan hingga beliau ingin membakar rumah seseorang yang tidak mengutamakan shalat berjamaah di masjid.
Pelajaran yang bisa diambil adalah bahwa shalat berjamaah tidak hanya berfungsi sebagai sarana mendekatkan diri kepada sang Ilahi, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun nilai sosial yang tinggi.
Persaudaraan, tolong-menolong, dan berbagi kebersamaan semua itu ada dalam shalat berjamaah. Hal ini mengajarkan kita bahwa dalam kehidupan, ibadah bukanlah sekadar hubungan individu seseorang dengan Tuhan, tetapi juga dengan sesama manusia.
Bagi saya, ini adalah bukti nyata bahwa shalat berjamaah di masjid memiliki dampak yang luar biasa dalam kehidupan sosial kita. Ia membuka pintu bagi kebaikan, mengajarkan kita untuk saling membantu dan peduli terhadap sesama.
Seperti yang saya alami, kadang, bantuan datang dari tempat yang tidak kita duga, hanya karena kita melaksanakan kewajiban dengan ikhlas.
Saya pun kini semakin yakin, bahwa shalat berjamaah di masjid bukan hanya tentang mendapatkan pahala, tetapi juga tentang menciptakan kehidupan yang lebih baik, penuh empati, dan gotong-royong.
Sebuah pengingat bahwa di tengah kesibukan dunia, tidak ada yang lebih indah selain menemukan kedamaian dan kehangatan dalam kebersamaan sholat berjamaah di masjid.
Furqan Mawardi, Muballigh Akar Rumput🙏👳♂️