HAJI YANG TIDAK BERMANFAAT IBARAT BUIH
Oleh Wahyun Mawardi/Ketua PWM Sulawesi Barat
Jamaah haji kloter 9 UPG
Saat kegiatan wukuf di Arafah saya diminta oleh pembimbing ibadah haji kloter 9 UPG untuk membawakan khutbah wukuf sekaligus Imam shalat.
Dalam khutbah Wuquf, saya mengingatkan saudara saya jamaah haji makna firman Allah dalam Alquran surah ar-ra’d ayat 17 :
” Fa ammaz-zabadu fa yaz-habu jufaaa-aa, wa ammaa maa yangfa’un-naasa fa yamkusu fil-ardh”
Artinya : Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi.
Dan Hadis Nabi SAW. ” Khairunnas an-fauhum lin- nas
Artinya : Manusia yang paling mulia adalah manusia yang paling banyak membawa manfaat.
Demikian pula kita berangkat haji jika sepulang dari haji tidak bertambah kemanfaatan, kita ibarat buih yang hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya.
Haji yang mabrur adalah haji yang bermanfaat. apakah kita sudah bermanfaat buat keluarga, anak-anak dan orang tua, serta masyarakat sekitar kita.
Apakah anak-anak kita merasa manfaat dari orang tuanya. Kemanakah mereka kelak pulang andai kita telah tiada, jangan-jangan mereka tidak mengenal jalan pulang ke surga karena kita tidak bisa memberi contoh yang benar.
Tataplah anak-anak kita ke mana mereka akan pulang? Jangan sampai kita hanya memberikan harta tapi tidak memberikan kasih sayang dan perhatian. Kita kadang merasa puas jika telah memberikan uang padahal mereka butuhkan adalah perhatian, suri tauladan dan kasih sayang.
Haji yang mabrur adalah haji yang bermanfaat. Kesuksesan hidup kita bukan dari apa yang kita miliki, melainkan dari manfaat yang kita berikan. Lihatlah cahaya matahari yang menerangi dalam kegelapan cahaya matahari selalu dirindukan dan selalu dirasakan manfaatnya seharusnya kita seperti matahari yang selalu dirindukan kehadirannya, karena hidupnya yang penuh manfaat. Haji mabrur diantaranya adalah haji yang penuh manfaat.
Kapanpun kita mati, kita ingin menjadi manusia yang sudah mempersembahkan yang terbaik dalam hidup kita, kita harus buat orang tua kita puas melahirkan kita, kita ingin anak-anak kita pun bangga, pasangan kita pun bangga walau kita kelak sudah tiada. kita ingin tetangga-tetangga kita merasa senang bertetangga dengan kita.
Mari kita cari ilmu lebih banyak agar kita bermanfaat, mari kita cari rezeki yang lebih banyak dan pakailah secukupnya saja untuk kita, selebihnya gunakan yang bermanfaat, karena itulah yang membuat kita bernilai. Tiada harga diri kita kalau tidak manfaat.
Seorang haji yang mabrur adalah haji yang penuh manfaat, kita harus menjadi anak yang bermanfaat bagi orang tua, suami yang manfaat bagi istri. Kita harus berjuang agar istri kita menjadi ahli surga begitupun seorang istri harus berjuang agar suaminya bisa mewarisi surga, kita harus berjuang sekuat tenaga agar anak-anak kita bisa pulang selamat. Kita harus senang kalau lebih banyak orang mendapat manfaat dari kita.
Mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta’ala membukakan hati kita semua dan kita benar-benar tahu diri bahwa nilai kemuliaan kita bukan dari apa yang kita miliki tapi dari manfaat apa yang bisa kita beri.
Semoga kita mendapatkan predikat haji mabrur, haji yang manfaat.
Wallahu a’lam bi sawab
Makkah, 19 Juni 2024