Guru Yang Tak Tergantikan Dengan Google
Oleh: Wahyun Mawardi
Pengasuh Pondok Pesantren MBS At Tanwir Mamuju
Jika anda menjadi guru hanya sekedar transfer pengetahuan (transfer of knowledge) maka akan datang masanya nanti anda tidak akan dibutuhkan peserta didik karena Google lebih cerdas dan lebih tahu banyak daripada anda, tapi jika anda menjadi guru mentransfer adab atau nilai (transfer of value) maka anda akan selalu dibutuhkan karena Google tak punya itu semua”. Demikian pesan salah seorang ulama K.H. Dimyati Rois yang dapat menjadi renungan bagi guru, setidaknya menjadi catatan atau warning bahwa guru yang hanya sekedar bisa bicara di depan kelas tapi tidak mampu membawa kebaruan, tidak mampu memberikan penjelasan detail kepada peserta didik dan tidak inspiratif, maka guru semacam ini akan tertindas teknologi.
Di era teknologi yang terus berkembang sekarang ini kepakaran seseorang sudah tidak diperlukan, karena wacana publik sudah dikuasai oleh kaum awam yang menggunakan Google. Pengamat pendidikan, kritikus berkelas papan atas kalah dengan netizen yang merasa lebih hebat daripada pakar yang sesungguhnya.
Kita sedang menyaksikan matinya ide-ide kepakaran itu sendiri. Pembagian antara kelompok profesional dan orang awam, guru dengan murid dan orang yang tahu dengan merasa tahu gara-gara Google, wikipedia dan Blog merasa lebih hebat dari semuanya itu.
Peran dan posisi guru akan tergantikan oleh Google apabila seorang guru tidak memiliki rasa menjadi seorang pendidik yang senantiasa mentransfer dan memberikan teladan adab dan nilai kebaikan kepada peserta didik.
Rasa menjadi seorang pendidik dan bukan sekedar pengajar adalah sosok guru yang tidak akan tergantikan oleh Google.
Wallahu a’lam bi-sawab .
Selamat hari guru 2024
Mamuju, 25 Nopember 2024