Diplomasi Parlemen dalam Pelesiran Delegasi KTT ASEAN ala Puan
Jakarta, Suara Maju — Ketua DPR, Puan Maharani, mengajak delegasi KTT ASEAN untuk berpelesiran di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai bagian dari upaya mempromosikan pariwisata di sana.
Apresiasi pun mengalir dari banyak pihak, termasuk Praktisi Dunia Pariwisata, Taufan Rahmadi, yang memuji langkah Puan sebagai bentuk diplomasi parlemen yang apik. Menurutnya, sektor pariwisata akan cepat maju jika ada komitmen kuat dari pimpinan atau pemegang kebijakan.
Maka dari itu, ia memuji langkah Puan yang melakukan sejumlah hal selama KTT ASEAN dalam upayanya membantu mempromosikan Labuan Bajo.
“Apa yang dilakukan oleh Puan Maharani adalah contoh dari bagaimana seorang pemimpin DPR yang berkomitmen kuat dalam memajukan pariwisata di negaranya,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (12/5).
Salah satu cara yang digunakan Puan dalam mempromosikan pesona Labuan Bajo adalah dengan mengajak delegasi ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) berkeliling kawasan Labuan Bajo dengan Kapal Phinisi, kapal tradisional Indonesia yang telah terkenal di seluruh dunia.
Beberapa pimpinan parlemen Asia Tenggara itu seperti Ketua Dewan Rakyat Malaysia Dato Johari bin Abdul, Ketua DPR Vietnam Nguyen Duc Hai, Ketua DPR Laos Sounthone Xayachack, Wakil Pertama Ketua Majelis Tinggi Thailand Singsuk Singpai dan perwakilan parlemen Singapura, Desmond Choo.
Selama tur, delegasi AIPA menikmati panorama yang memesona, termasuk Pulau Bidadari, Pulau Kalong, Pulau Taka Makassar, Pulau Manta Point, Pulau Kanawa, Pulau Padar, Pulau Rinca dan Pulau Komodo. Puan juga menyajikan makan malam di atas kapal yang sedang berlayar, menyuguhkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para tamu.
Lebih dari itu, dia juga turut memperkenalkan budaya lokal kepada delegasi AIPA. Bahkan di setiap agenda di KTT ASEAN, Puan terus mempromosikan wastra Indonesia melalui pakaian yang dikenakannya.
“Langkah Puan Maharani memperkenalkan Labuan Bajo dengan beragam atraksi dan produk tentunya akan berdampak juga kepada UMKM yang ada di sana,” jelas Taufan.
Penulis Buku ‘Protokol Destinasi, Panduan Pemulihan Destinasi Wisata di Era New Normal’ itu juga memuji Puan yang mengunjungi kawasan Meeting, Incentives, Conventions dan Exhibitions (MICE) Golo Mori di Manggarai Barat, NTT.
Menurut Taufan, pilihannya untuk meninjau perkembangan pembangunan MICE Golo Mori yang sudah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) itu di sela-sela perhelatan KTT ASEAN menunjukkan sosok pemimpin yang berkomitmen terhadap kemajuan pariwisata daerah.
MICE Golo Mori sendiri menjadi venue side event KTT ASEAN 2023. Lokasi tersebut pun dijadikan tempat pertemuan ASEAN Youth Standing Commite (YTC), di mana anak-anak muda dari kawasan Asia Tenggara juga bisa menikmati pesona keindahan Indonesia.
Dalam kunjungannya ke KEK Golo Mori, Puan meminta ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) sebagai pihak pengembang untuk meningkatkan infrastruktur penunjang kawasan pariwisata berkelanjutan terintegrasi tersebut. Puan juga meminta agar UMKM lokal dilibatkan dalam pengelolaan KEK Golo Mari.
“Sorotan dari Puan Maharani sebagai pimpinan legislatif harus didengar pihak pengembang karena DPR merupakan perpanjangan tangan rakyat,” jelas Taufan.
Di perhelatan KTT ASEAN, Puan juga mempromosikan sajian makanan khas setempat kepada delegasi AIPA. Menurut Taufan, upaya Puan tersebut menjadi ajang promosi mengenalkan kuliner lokal kepada wisatawan asing.
Dia menyatakan bahwa wisatawan biasanya mencari makanan khas daerah saat melakukan wisata. Dengan adanya promosi dari seorang tokoh penting, delegasi KTT ASEAN akan merasa yakin untuk kembali berkunjung ke Labuan Bajo, atau mencoba destinasi wisata lainnya di Indonesia.
Taufan yang juga menjabat sebagai Tim Akselerasi, Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata itu menilai, kolaborasi yang baik antara Pemerintah dan DPR telah berhasil menunjukkan wajah indah Indonesia.
Sebab dalam rangkaian kegiatan selama KTT ASEAN ke-42, delegasi disajikan pengalaman berwisata di Labuan Bajo. Para pimpinan negara ASEAN diketahui mengikuti kegiatan sunset viewing dan menikmati pertunjukan seni budaya.
Tak hanya itu, Pemerintah juga mengadakan Festival Rakyat dan pameran berbagai produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal, serta aksi bersih-bersih pantai (beach clean-up). Bahkan Pemerintah berhasil membuat Kepala Negara yang KTT ASEAN di Labuan Bajo memakai kemeja tenun songket Manggarai Barat dengan motif Mata Manuk (mata ayam).
“Kolaborasi yang apik antara Pemerintah dan DPR terbukti telah memesona para pimpinan negara Asia Tenggara. Banyak dari kepala negara ASEAN yang kemudian lanjut berpelesiran setelah acara utama KTT ASEAN selesai,” sebut Taufan.
Para delegasi KTT ASEAN memang banyak yang menyempatkan diri mendatangi objek wisata lain di Labuan Bajo. Ada yang ke Goa Batu Cermin, Goa Rangko hingga mengunjungi Taman Nasional Komodo.
Taufan pun mengatakan bahwa keberhasilan KTT ASEAN merupakan hasil dari kerja sama semua pihak dan ia yakin bahwa kesuksesan tersebut akan berdampak positif terhadap popularitas destinasi wisata Indonesia.
Sejumlah tokoh penting Asia Tenggara mengaku terbuai dengan pesona pariwisata Indonesia setelah menghadiri KTT ASEAN di Labuan Bajo. Banyak pimpinan ASEAN yang memuji kesuksesan Indonesia sebagai tuan rumah KTT ASEAN tahun ini.
Seperti yang diungkapkan Putra Sultan Brunei Darusalam, Pangeran Abdul Mateen. Ia terkesan saat berlayar di Labuan Bajo menggunakan Kapal Phinisi dan meyakini kawasan tersebut akan dikunjungi banyak orang.
“Saya tahu Bali sangat terkenal, tetapi Labuan Bajo tidak setenar Bali. Saya pikir KTT ASEAN ini akan menarik lebih banyak orang untuk datang,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Presiden Filipina, Ferdinand R. Marcos Jr. Ia menyampaikan kekagumannya terhadap kawasan Labuan Bajo dan menyatakan destinasi wisata tersebut merupakan salah satu yang terbaik di Asia Tenggara.
“Indah, pemandangannya indah, jadi kami khawatir karena ketika saatnya tiba bagi kami untuk menjadi tuan rumah ASEAN, kami harus melakukan yang lebih baik dari ini. Indonesia menetapkan standar sangat tinggi, kita harus bersaing,” jelas Marcos.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsiang Loong, mengungkapkan kekagumannya dan mengaku akan kembali lagi mengunjungi NTT di masa depan. Pernyataan tersebut disampaikan saat menikmati matahari terbenam di atas Kapal Phinisi.
“Oh rasanya sangat menyenangkan, sejauh ini sangat tenang, sangat mulus. Kami menantikan untuk melihat matahari terbenam. Saya sangat senang kita bisa melihat matahari, saya pikir itu cukup spektakuler,” ucap Lee Hsiang Loong.