BERMUSYAWARAH UNTUK KEMAJUAN
(Menyambut Musyda VII Muhammadiyah Mamuju)
Furqan Mawardi
Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Mamuju
Muhammadiyah, setelah menyelesaikan perhelatan akbar Muktamarnya, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan musyawarah wilayah di setiap provinsi, kini tiba saatnya perhelatan musyawarah di tingkat kota dan kabupaten. Untuk Musyawarah Daerah Muhammadiyah kabupaten Mamuju akan berlangsung pada tanggal 8 -9 Juli 2023 bertempat di Kampus II Universitas Muhammadiyah Mamuju.
Kegiatan lima tahunan yang sempat tertunda sekitar dua tahun akibat covid-19, kini sudah dapat terlaksana kembali. Pada acara Musyawarah daerah Muhamamdiyah yang ke tujuh ini juga akan turut serta bermusyawarah beberapa organisasi otonomnya, yaitu ‘Aisyiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Sebagai warga Muhammadiyah, penulis tentu memiliki harapan besar terhadap kegiatan ini. Karena pada forum musyawarah inilah akan ditentukan kemana arah perjalanan Muhammadiyah Mamuju lima tahun ke depan. Harapan itu penulis urai ke dalam beberapa hal, yaitu :
Pertama adalah tertib organisasi. Muhammadiyah sudah terkenal sebagai salah satu organisasi yang paling tertib dalam segala hal, terutama tertib administrasi. Perbaikan dalam hal kesekretariatan mesti lebih rapih lagi. Adanya tempat lokasi sebagai pusat gerakan persyarikatan ke depan haruslah jelas. Sekretariat dan kantor sebagai tempat pertemuan dan rapat rutin mesti tersedia dengan baik. Supaya segala program kerja yang akan dicapai selama 5 tahun kedepan senantiasa bisa dievaluasi, sejauh mana tingkat keberhasilan dan hal-hal apa yang menjadi kendala.
Ketertiban kepemilikan persyarikatan juga mesti menjadi perhatian. Aset-aset persyarikatan yang dimiliki oleh Muhammadiyah baik yang diperoleh dari jerih payah membeli maupun dari hibah ataupun wakaf, mestilah tercatat, ter arsip dan terdokumentasi dengan baik. Hal ini karena segala aset milik persyarikatan Muhammadiyah adalah aset ummat yang mestinya dipergunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan ummat.
Cukuplah kisah di berbagai tempat, dimana beberapa aset Muhammadiyah bersengketa dengan ahli waris pewakif, personal, ataupun dengan pengurus yayasan lain. Akibat ketidakseriusan mengurus dalam hal kerapihan administrasi aset-aset milik persyarikatan. Sehingga aset milik Muhammadiyah, baik itu berupa tanah, bangunan, rumah ibadah, tempat pendidikan, dan kendaraan banyak yang hilang ataupun berpindah kepemilikan. Tentu ini menjadi pelajaran berharga begitu pentingnya tertib administrasi dalam menjalankana amanah organisasi.
Kedua adalah pengembangan cabang dan ranting. Sudah menjadi pemahaman bersama bahwa salah satu basis kekuatan Muhammadiyah adalah di akar rumput. Kepemimpinan Muhammadiyah ke depan memiliki pekerjaan yang cukup berat. Bagaimana di seluruh kecamatan di kabupaten Mamuju semua bisa berdiri cabang Muhammadiyah.
Demikian pula untuk seluruh kelurahan dan desa, juga diharap bisa terbentuk tiap-tiap ranting Muhammadiyah. Tentu yang dimaksud di sini bukan hanya sekedar terbentuk, namun juga mesti ada pengurus yang aktif dan bisa berkegiatan dengan berbagai macam acara.
Model pengembangan cabang dan ranting gerakannya mesti mampu untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Kepemimpinan kedepan mesti dapat mencontoh beberapa kesuksesan ranting dan cabang yang sudah maju di berbagai daerah. Misal di Cabang Babat Lamongan Jawa Timur, ada ranting Muhammadiyah Moropelang. Ranting ini ketika ada kegiatan even Lembaga Pengembangan Cabang dan ranting Pimpinan Pusat Muhammadiyah(LPCR EXPO) di tahun 2022 menjadi salahsatu ranting teladan. Penilaiannya adalah karena keaktifan ranting ini dalam membina warga masyarakatnya. Segala kebutuhan warga dapat terlayani dengan aktifitas dan amal usaha yang dimiliki oleh ranting. Salasahtunya dengan mendirikan toko online Melati Mart. Toko online ini melayani berbagai kebutuhan jamaah maupun kebutuhan amal usaha. Barang yang dijual di toko ini juga merupakan barang dari warga, sehingga ekonomi mereka berputar dengan saling menguntungkan dan saling menolong.
Cabang dan ranting hendaknya mampu membuat amal usaha sendiri serta mampu menghidupi dirinya sendiri. Sudah saatnya seluruh ranting dan cabang memiliki unit usaha ekonomi yang mampu mendukung berbagai kegiatan-kegiatan persyarikatan. Daerah Mamuju memiliki banyak potensi yang bisa digali. Hasil pertanian kita melimpah, hasil laut kita sangat banyak, hasil perkebunan kita sangat laku dipasar. Semuanya apabila dikelola dengan baik serta profesional, maka sangat terbuka peluang untuk dapat dijadikan sarana untuk membina ummat, membesarkan organisasi dan mendukung segala aktifitas persyarikatan.
Ketiga, yang menjadi catatan ke depan pimpinan Muhammadiyah Mamuju adalah penguatan dan perhatian terhadap kelanjutan kaderisasi. Bahwa bagaimana kondisi Muhammadiyah Mamuju sepuluh tahun, dua puluh, tiga puluh tahun kedepan sangat tergantung sejauh kader dan angkatan mudanya pada hari ini. Apabila saat ini kader-kader Muhammadiyah dalam kondisi prima, baik dan tetap di jalur rambu-rambu persyarikatan, maka berapa puluh tahun kemudian bisa dipastikan gerakan Muhammadiyah Mamuju tetap bisa eksis dan terus bisa maju.
Namun sebaliknya ketika saat ini Muhammadiyah tidak lagi memperhatikan kader-kadernya, tidak memperhatikan tunas-tunasnya, maka tidak menutup kemungkinan beberapa tahun ke depan Muhammadiyah Mamuju hanya tinggal nama dan kenangan. Untuk itu kepemimpinan ke depan mesti fokus bagaimana memperhatikan kaderisasi angkatan mudanya. Merekalah yang kelak akan menjadi pewaris sah kepemimpinan di perserikatan Muhammadiyah kedepan.
Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Tapak Suci Putra Muhammadiyah mesti menjadi candradimuka untuk menghasilkan kader-kader terbaiknya. Kelak merekalah yang akan menjadi harapan untuk terus menjadikan Muhammadiyah dapat eksis dan memberikan sinar pencerahannya di bumi Malaqbi.
Keempat, Berikutnya adalah bagaimana program penguatan keluarga makin dimasifkan. Mamuju merupakan salah satu daerah yang tingkat problem dalam keluarga yang cukup banyak dan kompleks. Mulai dari masalah pernikahan anak, stunting, kekerasan dalam rumah tangga, hingga perceraian. Muhammadiyah beserta seluruh arganisasi otonomnya dan beserta perangkat organisasinya mesti bersama-sama saling bergandengan tangan untuk mencarikan dan memberikan solusi terbaik.
Keutuhan keluarga saat bergantung sejauh mana cara pandang persepsi dan ilmu yang dimiliki oleh masing-masing pasangan. Seringnya terjadi permasalahan dan keluarga itu sebab utamanya karena kurangnya menguasai ilmu tentang keluarga. Sangat minim kita temui pasangan suami istri yang menikah telah menguasai ilmu tentang parenting.
Ketika seorang suami memahami konsep dasar dan ilmu tentang tanggung jawab sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangga, maka tentu tidak akan terjadi kekerasan. Tidak akan ada istri yang diterlantarkan baik nafkah lahir maupun bathinnya. Ketika suami memahami konsep amanah dan tanggung jawab, tidak akan ditemukan aksi pemukulan terhadap istri atau kekerasan dalam rumah tanngga (KDRT).
Demikian pula ketika istri memahami konsep ilmu dan tugas-tugas penting menjadi seorang istri, maka berbagai macam pertengkaran, cekcok dan kesalapahaman dalam keluarga dapat diminimalisir. Muara dari berbagai masalah yang sering muncul dalam rumah tangga adalah ketika keduanya belum memahami hakikat, fungsi dan tanggung jawabnya masing-masing sebagai suami dan istri.
Demikian pula di dalam pendidikan anak, keluarga merupakan sekolah dan pendidikan pertama bagi setiap tumbuh kembangnya. Setiap fase perkembangan anak sangat tergantung bagaimana pengaruh lingkungan keluarganya. Untuk itu ilmu tentang parenting bagi seorang bapak dan ibu sangatlah penting untuk dipahami dan dikuasai.
Muhammadiyah pada titik ini wajib hadir untuk memberi solusi. Memberikan edukasi dengan pembelajaran kepada setiap calon yang akan melangsungkan pernikahan, atau yang telah membangun rumah tangga. Mengadakan pelatihan pra pernikahan atau kursus khusus calon pengantin yang sudah terprogram dengan sistematis. Demikian pula setelah berumah tangga, pengajian di tingkat cabang dan ranting, tema terkait mengenai keluarga haruslah menjadi tema-tema prioritas dan mesti selalu disampaikan.
Keluarga yang bahagia dipenuhi dengan ketenangan, ketentraman merupakan cita-cita luhur bagi setiap pasangan. Namun untuk menggapainya tidaklah mudah. Membutuhkan kerjasama, energi dan sinergitas. Keluarga bahagia dan sakinah merupakan awal dari kehidupan yang baik. Munculnya suasana masyarakat yang baik penuh kesejahteraan dimulai dari lingkungan terkecil dari keluarga. Peran Muhammadiyah dengan memberikan edukasi pendampingan kepada tiap-tiap keluarga, merupakan sumbangsih besar untuk menjadikan Mamuju makin keren, serta jauh dari berbagai macam masalah keluarga.
Untuk itu pada perhelatan Musyawarah daerah Muhammadiyah yang ke-Tujuh, merupakan momentum untuk mengevaluasi program yang lalu. Sekaligus merancang program untuk lima tahun ke depan. Untuk itu kelak siapapun yang diamanahi sebagai pengurus, maka harapan dan gagasan dari penulis ini semoga dapat diajadikan sebagai program prioritas. Sehingga eksistensi Muhammadiyah di Mamuju sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan betul-betul dapat dirasakan kemanfaatannya oleh seluruh lapisan masyarakat.